Piala Asia dan Rasa Kebersamaan

Gemuruh riuh rendahnya dukungan para penyemangat kesebelasan nasional Indonesia sungguh luar biasa. Tanpa batas dan sekat diantara manusia Indonesia, semua berbaur memberikan dukungan dengan penuh kebersamaan dan solidaritas untuk keberhasilan tim sepakbola. Rasanya sudah cukup lama kebersamaan seperti ini tidak terasakan lagi di berbagai even olah raga. Bulutangkis yang pernah menyatukan manusia Indonesia, sudah tidak keras lagi gaungnya. Ini sejalan dengan kemorosotan prestasi bulutangkis yang sudah sampai titik nadir. Rasa kebanggaan akan olah raga satu ini sudah mulai memudar. Rasanya hampir sebagian besar anak muda indonesia sudah tidak mampu lagi menghafal pemain bulutangkis yang sekarang.

Sepakbola adalah sebuah olah raga global yang mampu menyihir milyaran manusia – termasuk jutaan manusia Indonesia – untuk melupakan sejenak semua problematika kehidupan manusia. Olah raga ini juga mampu menyatukan solidaritas manusia dan rasa kebersamaan setiap bangsa. Piala Asia 2007 ini memberi bukti tentang hal ini. Untuk sejenak, masyarakat Indonesia melupakan perihnya kelangkaan bahan bakar minyak, kenaikan minyak goreng, belum beresnya penanganan korban lumpur lapindo, kebingungan tentang perjanjian pertahanan Indonesia-Singapore, sampai riuh rendahnya kasus “Ghost Voter” di pilkada Jakarta. Semua perhatian terpaku kepada perjuangan tim sepakbola nasional di laga piala Asia.

Berbagai pertandingan ujicoba yang dilakukan sebelum digelarnya even inipun sudah menyita perhatian masyarakat bola. Semua ingin menyaksikan tim nasional berlaga memberikan yang terbaik, dengan hasil yang maksimal. Semua menjadi “demam”. Energi masyarakat yang keluarpun sungguh luar biasa besarnya, hanya untuk menumbuhkan kebanggaan sebagai negara yang mampu “unjuk gigi” sedikit dalam percaturan bola Asia. Di dua pertandingan yang sudah dilakoni oleh tim sepakbola kita, energi yang luar biasa besar itu sudah terbukti mampu dihimpun.

Saya berandai-andai, jika energi yang sama kita gunakan untuk memecahkan berbagai persoalan negara ini, alangkah besar dampaknya. Kita perlu energi dan solidaritas masyarakat yang besar untuk berjuang memerangi kemiskinan, korupsi, ketidakadilan, dan membangun kesejahteraan bersama. Pemimpin negara kita harus mampu memanfaatkan dan menggalang energi masyarakat yang sedemikian besar ini untuk membangun kehidupan yang lebih baik, sejahtera, adil, dan tanpa terkotak-kotak oleh keberagaman yang kita miliki. Justru energi yang berasal dari keberagaman itulah yang akan “meledakkan” potensi kebersamaan untuk berjuang bagi berbagai solusi persoalan bangsa. Slogan “Bersama kita bisa” masih relevan terus diperjuangkan. Bravo Indonesia

Leave a comment